Senin, 26 Desember 2011

LONELINESS & INTERNET ADDICTION

assalamu'alaikum teman - teman....

Tulisan saya kali ini akan membahas atau memberikan pendapat tentang salah satu jurnal psikologi dan internet. Dari sekian banyak jurnal yang ada mata saya langsung tertuju pada jurnal yang berjudul " PENGARUH LONELINESS TERHADAP INTERNET ADDICTION PADA INDIVIDU DEWASA AWAL PENGGUNA INTERNET " dan memilih jurnal ini untuk bahan penulisan saya kali ini. jurnal ini dibuat oleh Josetta M.R.Tuapattinaja dan Nina Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Entah kenapa saya memilih jurnal dengan judul seperti itu mungkin karena saya melihat sekeliling saya banyak yang merasa sendiri dan banyak menggunakan inernet untuk menemani mereka sebagai penghibur, ya termasuk saya kadang merasa sendiri dan internet dijadikan teman.

Setelah saya membaca jurnal tersebut sampai selesai, ternyata memang saya tidak salah pilih jurnal karena jurnal tersebut isinya menarik dan menyeluruh banget bahasnya. saya inggin memberi sedikit pendapat saya mulai dari abstract, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran dari jurnal tersebut.

saya mulai dari abstract jurnal tersebut. Dalam abstract jurnal penulis memberikan berbagai macam penjelasan tentang teori loneliness dan internet addiction tapi disini saya akan mengambil salah satu teori dari loneliness dan internet addiction .

Saya mengambil teori loneliness dari Weiss (dalam Weiten & Llyod, 2006) mengungkapkan bahwa loneliness tidak hanya disebabkan karena kesendirian yang dialami individu, tetapi karena tidak adanya hubungan tertentu yang diharapkan individu tersebut. Loneliness selalu muncul sebagai respon terhadap ketidakhadiran beberapa atau tipe - tipe hubungan khusus, atau lebih tepatnya sebuah respon terhadap ketidakadaan suatu hubungan yang diharapkan. dan teori dari Shaver & Rubeinsten (dalam Brehm, 2002) mengungkapkan bahwa individu yang mengalami loneliness menunjukkan beberapa reaksi untuk menghadapi loneliness yang dialaminya, diantaranya melakukan kegiatan aktif (seperti belajar, bekerja, melakukan hobi, membaca, menggunakan internet), membuat kontak sosial (seperti menelepon, chatting atau mengunjungi seseorang), melakukan kegiatan pasif (seperti menangis, tidur, tidak melakukan apapun), dan melakukan kegiatan selingan yang kurang membangun (seperti menghabiskan uang dan berbelanja). Beberapa aktivitas yang dilakukan individu yang mengalami loneliness tidak dapat menghasilkan kepuasan yang lebih tinggi dalam kehidupan sosialnya, bahkan kemungkinan justru dapat menyebabkan individu tersebut semakin sulit dalam membangun hubungan sosial yang lebih baik. Individu yang mengalami loneliness membutuhkan strategi coping yang lebih aktif dan positif terhadap loneliness yang dialaminya (Rook, dalam Brehm, 2002). saya setuju sekali dengan 2 teori diatas karena loneliness tidak selalu disebabkan oleh kesendirian yang dialami oleh individu bisa jadi disebabkan oleh tidak adanya hubungan khusus yang diharapkan oleh individu tersebut. Setelah individu merasakan loneliness pasti individu itu melakukan hal - hal yang disebutkan pada teori diatas, tapi pada saat seorang loneliness lebih banyak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan internet. Saya mengambil contoh pada 2 teori ini adalah apabila seorang ingin mempunyai hubungan khusus seperti pacaran tetapi kenyataannya individu tersebut tidak mendapatkan respon untuk mendapatkan hubungan khusus itu sehingga membuat individu tersebut merasa sendiri lalu individu tersebut melampiaskannya dengan bermain internet untuk mengusir kejenuhan atau menghibur kesendiriannya.

lalu saya mengambil teori internet addiction oleh young (1998) diungkapkan sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. orang - orang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi atau hampa saat tidak online internet (Kandell dalam Weiten & Llyod, 2006). penggunaan internetnya sangat berlebihan, sehingga pada akhirnya mengganggu fungsinya dalam pekerjaan, disekolah, atau dirumah, serta menyebabkan korbannya mulai menyembunyikan tingkat ketergantungannya terhadap internet tersebut (Young, 1996). saya juga setuju dengan teori diatas, orang yang sudah kecanduaan internet akan susah dilepaskan apalagi sekarang hp sudah mempunyai internet semua jadi semakin saja orang - orang kecanduan internet. kecanduan internet bisa mengakibatkan positif tapi bisa saja mengakibatkan hal yang negatif.

Didalam abstract juga ada faktor - faktor yang mempengaruhi loneliness yaitu: usia, status pernikahan, status sosial ekonomi, gender, dan karakteristik latar belakang. menurut saya faktor tersebut sangat mempengaruhi loneliness terutama usia, status pernikahan, gender, dan status sosial ekonomi. tapi bukan berarti yang lain tidak mempengaruhi, mempengaruhi tapi sedikit.

Dalam metode jurnal tersebut penulis mengambil variabel bebas yaitu loneliness dan variabel tergantung yaitu internet addiction. Subjek penelitian ini adalah individu dewasa awal berumur 18 tahun yang mengalami loneliness dan kecenderungan internet addiction.

Hasil dari penelitian tersebut ada dua yaitu:
1. hasil utama penelitian : dari hasil utama penelitian terdapat pengaruh positif loneliness terhadap internet addiction.
2. hasil tambahan penelitian : dari hasil tambahan penelitian terdapat banyak hasil seperti tidak ada perbedaan loneliness ditinjau dari usia, jenis kelamin, jenis kelamin, status pekerjaan, banyak waktu berinternet, tujuan menggunakan internet, dan aplikasi internet yang digunakan.

dari 2 hasil penelitian tersebut menurut saya penulis kurang menjelaskan tentang pengaruh positif loneliness terhadap internet addiction, tetapi selain dari itu bagus.

Mungkin itu saja yang bisa saya tulisakan dalam blog saya ini, mohon maaf kalo ada salah - salah kata. dan saya menyadari bahwa tulisan saya ini kurang dari kesempurnaan sehingga saya meminta saran atau revisi bila ada kesalahan.

wasalamu'alaikum....

Daftar Pustaka

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42094954.pdf