Suku baduy terletak didaerah banten, secara geografis suku baduy terletak pada kordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001), suku baduy bermukim tepatnya di kaki gunung kendeng didesa kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung.suhu rat - rata disana adalah 20 °C. dan tiga desa utamanya adalah cikeusik, cibeo, cikertawana.
Bahasa yang dipakai pada suku baduy adalah salah satu dialek bahasa Sunda yang lebih dekat kepada bahasa Sunda kuna yang pada tingkatan bahasa Sunda modern dikelompokkan sebagai bahasa kasar. tetapi suku baduy dapat berbahasa indonesia dengan lancar hanya saja suku baduy tidak mau mendapatkan pelajaran yang lebih atau bersekolah. orang yang berada didalam suku baduy disebut juga sebagai orang kenakes.
Dilihat dari segi geografisnya memang suku baduy ini jauh dari tempat - tempat umum dan terletak dekat gunung sehingga menyebabkan orang kenakes lebih menutup diri terhadap dunia luar seperti tidak mau belajar baca tulis, mengenal teknologi, dan hanya berpegang teguh terhadap kepercayaan dan adat istiadat yang mereka anut. orang kenakes dibagi menjadi 2 yaitu orang kenakes dalam dan orang kenakes luar. adapun perbedaan dari orang kenakes dalam dan orang kenakes luar yaitu:
- Orang kenakes dalam :
a. Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
b. Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
c. Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau
ketua adat)
d. Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
e. Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit
sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern
- Orang kenakes luar :
a. Mereka telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik, meskipun
penggunaannya tetap merupakan larangan untuk setiap warga Kanekes
termasuk warga Kanekes Luar. Mereka menggunakan peralatan tersebut dengan cara
sembunyi sembunyi agar tidak ketahuan pengawas dari kenakes dalam.
b. Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat-alat
bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat
Kanekes Dalam.
c. Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki),
yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern
seperti kaos oblong dan celana jeans.
d. Menggunakan peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring &
gelas kaca & plastik.
e. Mereka tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam.
Orang kenakes dalam berada diwilayah Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu. dan orang kenakes dalam berada diwilayah padawaras dan sirahdayeuh. adapun yang dapat menimbulkan orang kenakes dalam dikeluarkan yaitu:
a. melanggar perintah atau adat istiadat orang kenakes dalam
b. menikah dengan orang kenakes luar
c. berkeingginan untuk keluar dari kenakes dalam
Orang - orang kenakes pada umumnya berkepercayaan pada sunda wiwitan yang menganut animisme tetapi lama kelamaan dipengaruhi oleh agama budha, kristen dan islam. mata pencaharian orang kenakes kebanyakan yaitu bertani padi huma.
KESIMPULAN
Suku baduy lebih memilih menutupi dunia luar dan mereka lebih mempercayai adat istiadat yang ada, sampai - sampai suku baduy tidak memakai pakaian jadi, tidak menggosok gigi dengan sikat gigi tetapi memilih memakai sirih, tidak mau mengenal teknologi, tidak mau belajar baca tulis. berbeda dengan orang banten kota yang sudah memakai baju, sekolah, dan mengenal teknologi. walaupun suku baduy dan banten masih dalam 1 kota tapi letak geografisnya yang membedakan.
sumber:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Baduy_%28Indonesia%29
- http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banten